Selamat Datang Para Pecinta Majelis RISMA, Ahlan Wa Sahlan Ya Marhaban di blog Majelis RISMA, Sekretariat:Jl.Kapuk Raya, Masjid Annur, Gg.Subur, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. bagi yang membantu untuk dakwah majelis & informasi hubungi Ust.Yusuf 087882095795 / 02196621564. Syukron Katsiron. :) "Pengajian Rutin Setiap Malam Sabtu jam:19.30-Selesai, yang di hadiri Para Ulama, Umaro lainnya.." :)

Minggu, 02 Maret 2014

Memakai Siwak Menurut Sunnah RASULULLAH SAW & Rahasianya

Siwak/ pembersih gigi, adalah sebatang kayu berasla dari pohon “Arok” (pohon-pohonan yang banyak tumbuh di wilaya Timur tengah), sering kali dijumpai oleh para jama’ah Haji/ Umrah di Kota Makkah Maupun Madinah Al-Munawwarah.
Sayang sekali para Jama’ah Haji/ Umrah tidak membeli dan menjadikan sebagai oleh-oleh Haji/ Umrah untuk keluarga, rekan-rekan dan para tetangganya agar mereka dapat menjalankan Sunnah dengan memakai Siwak mengingat keutamaan Siwak sangat besar. Nabi Muammad SAW, selalu memakai siwak ketika hendak bwerwudhu’, Sholat, membaca Al-Quran dan hal-hal kebaikan yang lain termasuk hendak tidur dan bangun dari tidur. Bahkan detik detik wafatnya Nabi Muhammad SAW, Beliau mencari dan menggunakan Siwak. Nabi Muhammad SAW, sangat menganjurkan bagi UmmatNya untuk selalu memakai Siwak paling tidak minimal setiap hendak berwudhu’ dan Sholat. Mari kita simak beberapa Hadist, Sebagai berikut: Maksud Hadist, “Andai saja tidak memberatkan UmmatKu, maka Akan aku perintahkan (wajibkan) memakai Siwak setiap hendak wudhu”. Dalam riwayat yang lain, ….setiap hendak Sholat. (Bukhari). Dalam Hadist Yang lain, Maksud Hadist: “Sholat dua raka’at menggunakan siwak lebih baik dari 70 raka’at tanpa Siwak”. Riwayat yang lain, “Keutamaan Sholat dengan memakai Siwak, akan mendapat 70 kali lipat (pahala Sholat) tanpa Siwak”. Bersiwak hendaknya dengan menggunakan batang yang lembut dari pohon arok, zaitun, urjun atau yang sejenisnya yang tidak menyakiti atau melukai mulut. Bersiwak adalah termasuk dari bagian sunnah para Rasul, sebagaimana Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ayyub ra: Maksud Hadist: “Ada empat hal yang termasuk dari sunnah para Rasul: Memakai minyak wangi, menikah, bersiwak dan malu” (Ahmad dan Tirmidzi). Hukum Memakai Siwak Memakai Siwak hukumnya sunnah muakkad yang sangat dianjurkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW, karena Beliau SAW tidak pernah meninggalkan memakai Siwak, khususnya ketika hendak berwudu’, Sholat, membaca Alqur’an dan bangun dari tidur. Dalam Hadist yang diriwayatkan, ada seorang yang bertanya kepada Aisyah ra, tentang sesuatu yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW ketika Beliau SAW telah memasuki Rumahnya? Aisyah menjawab “Beliau SAW memulainya dengan bersiwak” ( Bukhari dan Muslim). Riwayat yang Lain, Maksud Hadist: “Adapun Rosulullah SAW, jika bangun di malam hari Beliau SAW mencuci dan menggosok lisan-Nya dengan siwak”. (bukhari).
Ingat..! satu kali anda bertasbih kepada Allah dengan diawali beriwak, maka dihitung 70X bertasbih. Sholat dengan diawali dengan bersiwak, akan terhitung 70X sholat. Dua rakaat Sholat tahajjud diawali dengan bersiwak, maka dihitung 140 rakaat tahajjud. Subhanallah.. Khusus bagi yang sedang berpuasa, disunnahkan memakai Siwak dari fajar hingga waktu zawal/ dhuhur adapun setelah zawal hingga terbenamnya matahari maka hukumnya makruh (pendapat Imam Syafi’i). Faedah-faedah Memakai Siwak: 1.Menambah kefashihan membaca. 2.Menambah kecerdasan akal. 3.Menguatkan Hafalan. 4.Menerangkan mata. 5.Mempermudah proses sakaratul maut. 6.Menjahukan musuh. 7.Melipat gandakan pahala. 8.Memperlambat ketuaan. 9.Mengharumkan bau mulut. 10.Menghilangkan lendir dan kekuningan gigi. 11.Menguatkan gusi. 12.melonggarkan tenggorokan. 13.Menyebabkan ridha’ Allah Ta’ala. 14.Memutihkan gigi. 15.Mewariskan kekayaan dan kemudahan. 16.Menghilangkan penyakit pening dan ketegangan urat kepala. 17.Mensehatkan pencernakan makan dan munguatkannya. 18.Membersihkan hati. dan paling utama Yaitu, mengingatkan bacaan Syahadat disaat sakaratul maut. Cara bersiwak Cara bersiwak tidak ada ikhtilaf diantara ulama’. dalam sebuah Hadist bahwa Rasulullah SAW bersiwak dengan kayu arok, dan memulainya dari pertengahan, lalu kearah kanan lalu kekiri, demikian diulangi. sebanyak 3 X. Sebelum dan sesudah bersiwak, kayu Siwak (kayu arok atau sejenisnya) hendaklah dicuci. Siwak hendaklah disimpan posisi berdiri, jangan disimpan diatas tanah. Jika Siwak itu kering, sebaiknya direndam dengan air terlebih dahulu. Siwak berbeda dengan sikat gigi, siwak adalah kayu yang biasa dipakai untuk menggosok gigi hingga akhir masa. Panjang Siwak yang paling ideal (disunnahkan) adalah sejengkal dan yang paling pendek berukuran tidak kurang dari 4 jari selain ibu jari (12 Cm menurut pendapat lain) Besar kayu Siwak yang ideal adalah tidak lebih besar dari ibu jari dan tidak lebih kecil dari jari kelingking, tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembut. Siwak Menurut Medis Dari penelitian menunjukkan bahwa kayu siwak (Salvadora persica) mengandung bahan-bahan kimiawi yang bermanfaat untuk menekan aktivitas mikrobial dan menghambat pertumbuhannya. Penelitian daya hambat kayu siwak (Salvadora persica) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans yang patogen terhadap mulut, dapat menunjukkan kemampuan kayu siwak sebagai salah satu alternatif zat antibakterial yang memang seharusnya dikembangkan sebagai komoditas oral cleaner device (alat pembersih mulut) yang higinis dan efektif dalam mencegah periodontal disease. Penelitian terhadap Staphylococcus aureus yang merupakan patogen pada saluran pernapasan, kulit dan luka dapat pula menunjukkan bahwa kayu siwak bukan hanya efektif sebagai komponen antibakterial mulut, namun juga efektif sebagai antibakterial yang memiliki spektrum lebih luas. (Penelitian ini dikembangkan oleh Mahasiswa Biologi FMIPA ITS). Mari kita simak, Jika Anda pergi ke Masjid untuk Sholat berjama’ah di zaman ini, mungkin Anda melihat sedikit sekali di antara jama’ah yang bersiwak sebelum Sholat. Maka ketika Anda bersiwak sebelum Sholat di zaman ini, berarti Anda telah menghidupkan kembali sunnah Rasulullah SAW. adapun pahalanya itu seperti pahala syuhada (100 orang mati Syahid). Setidaknya Anda akan mendapat pahala seperti orang-orang yang mengikuti Anda dalam bersiwak, tanpa mengurangi pahala orang tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar